Postingan

Menampilkan postingan dengan label Tips Menulis

Perbedaan Esai, Opini, dan Artikel: Panduan Lengkap untuk Penulis Pemula

Gambar
Apa sih bedanya esai, opini, dan artikel?  Pernah merasa bingung saat diminta menulis "esai" tapi malah menulis opini? Atau sebaliknya, menulis artikel tapi dianggap terlalu seperti esai? Kamu nggak sendirian.  Ketiga jenis tulisan ini—esai, opini, dan artikel—memang sering disalahpahami karena punya kesamaan: semuanya berisi pandangan atau pemikiran tentang suatu topik. Banyak penulis pemula yang gagal menembus redaksi atau merasa tulisannya kurang 'menggigit' karena nggak membedakan format ketiga genre ini.  Padahal, di dunia penerbitan dan penulisan, setiap genre punya aturan main, tujuan, dan 'aura' masing-masing.  Kesalahan memilih genre sering jadi sebab utama tulisan ditolak, bukan karena idenya buruk. Artikel Sebagai Payung Besar: Kenali Dua Anak Genre Utamanya Di media massa (koran, majalah, portal berita), istilah Artikel sering digunakan sebagai umbrella term untuk semua tulisan prosa non-fiksi yang diterbitkan di berbagai kolom atau rubrik. ...

Proses Riset Lapangan dan Wawancara dalam Menulis Buku Runduma

Gambar
Esai Bagian 2 dari Seri "Perjalanan Menulis Buku Runduma"   Setiap tulisan yang otentik lahir dari telinga yang mau mendengar dengan baik. Dalam penulisan Runduma: Surga Kecil di Wakatobi , riset lapangan menjadi jembatan krusial antara data faktual, pengalaman personal, dan suara masyarakat  yang hidup berdampingan dengan laut.  Proses ini mengubah catatan lapangan menjadi kisah hidup yang membumi serta dapat dipercaya. Artikel ini membedah sebagian kecil metodologi yang saya gunakan di Pulau Runduma, dari merancang riset sosiologis hingga menerapkan etika storytelling , yang secara fundamental membentuk narasi dalam buku. 1. Merancang Riset Lapangan: Dari Peta ke Pulau Tulisan nonfiksi kreatif memerlukan peta penelitian yang fleksibel.  Langkah awal riset bukan hanya menandai koordinat, tetapi memahami sejarah dan struktur sosial yang mendasarinya.  Saya mempelajari bahwa penduduk Runduma berasal dari Tiga ...

Tips Menulis Humor ala Mahéng: Cara Bikin Pembaca Ketawa Sekaligus Kena Tempeleng

Gambar
Kalau tips menulis humor yang kamu cari cuma berisi "gunakan kata-kata lucu" atau "bikin pembaca tersenyum," maka esai ini bukan buat kamu. Tapi kalau kamu mau menulis humor yang bikin orang ngakak, terus tiba-tiba diem, mikir, lalu merasa ditampar halus, selamat datang, kamu sudah berada di jalan yang lurus. Di sini, humor bukan sekadar hiburan; ia adalah senjata kritik sosial yang paling ampuh juga elegan.  Esai ini akan membedah formula rahasia yang saya gunakan untuk mengubah kegelisahan pribadi dan isu sosial menjadi sebuah esai humor yang berbobot. Kita akan belajar cara menyusun narasi yang awalnya terlihat receh, tiba-tiba menyinggung isu serius, hingga membuat pembaca berpikir, “Lah, kok nyambung, tapi kok masuk akal juga?” Tips Menulis Humor dengan Konsep PEEL Sebelum masuk ke teknik spesifik, penting untuk memahami bahwa humor berkualitas membutuhkan struktur. Konsep PEEL ( Point , Evidence , Explan...

5 Langkah Jitu Menulis Esai dan Non-Fiksi yang Kredibel dan Matang

Gambar
Ide personal adalah bahan bakar utama tumbuhnya esai dan tulisan non-fiksi yang penuh karakter, namun ide tanpa dibarengi dengan argumentasi yang bernas hanya akan dipandang sebagai curahan subjektif semata. Di tengah derasnya arus konten digital yang tidak terbendung seperti sekarang, membangun trust pembaca adalah segalanya.  Setiap klaim dan sudut pandang perlu didukung data, logika, dan struktur yang baik. Esai ini mengupas bagaimana cara mengubah ide kita menjadi esai atau tulisan non-fiksi yang kredibel, layak terbit, dan berpotensi diterima oleh media massa.  Kita akan membedah lima langkah kunci, mulai dari validasi data, membangun argumen, hingga menciptakan call to action yang menggugah. Langkah 1: Tentukan Benang Merah (Mengawinkan Opini dan Fakta) Esai atau tulisan non-fiksi lain yang kuat selalu dimulai dari pengalaman personal yang relatable , namun tentu saja tidak berakhir di sana.  Kunci diterimanya esai saya di KOMPAS adalah kemauan mengawinkan suara pe...

5 Teknik Kunci Menguasai Struktur Naratif Fiksi dan Non-Fiksi untuk Pemula

Gambar
 Journaling sebagai Laboratorium Kreatif Penulis Menulis jauh lebih dalam dari sekadar merangkai kata. Ia adalah tuntutan untuk menjelajahi alam bawah sadar, memahami alasan di balik tindakan karakter, dan menata narasi dengan logika yang kuat.  Salah satu metode paling ampuh untuk menggali kemampuan ini adalah journaling . Journaling  menjadi laboratorium kreatif yang memungkinkan penulis fiksi membedah anatomi cerita dan penulis non-fiksi menyusun argumen yang kaya.  Banyak penulis kenamaan mengakui bahwa journaling adalah pondasi dalam proses kreatif mereka. Melalui beragam teknik journaling, cerita yang personal berubah menjadi fiksi epik, dan plot biasa menjadi luar biasa. Teknik journaling , jika dipraktikkan dengan benar, mampu memecah kebekuan imajinasi, mengurai konflik internal, dan memetakan plot yang logis serta mengalir. Penulis fiksi kerap menggunakan catatan jurnal sebagai “bahan mentah” untuk novel, cerpen, atau skenario.  Sedangkan penulis no...

Mengelola Curhat Jadi Tulisan Memikat (Teknik Journaling Hingga Kerangka Tulisan SEO-Friendly)

Gambar
Mengapa Curhat Pribadi Perlu Dikelola? Disclaimer: Kiat-kiat ini cocok untuk pemula dan berfungsi sebagai pengingat bagi penulis berpengalaman. Perlu dicatat, tidak ada metode tunggal yang paling tepat dalam menulis; setiap penulis memiliki pendekatan dan referensi yang berbeda. Menulis adalah cara ampuh untuk menangkap, merekam, menuangkan, dan berbagi pemikiran. Menulis berfungsi seperti vaksinasi pikiran: ia merekam dan merilis ide-ide kamu, memberikan daya tahan ingatan yang kuat pada konsep-konsep tersebut.  Ada pepatah: "Sejelek-jeleknya tulisan adalah sekuat-kuatnya ingatan." Pada dasarnya, tulisan terbagi menjadi dua kategori utama: Kepentingan Pribadi : Tulisan untuk diri sendiri (curhat, buku harian,  journaling ). Kepentingan Publik : Tulisan untuk orang lain (berkomunikasi, berbagi informasi, atau menghibur). Studi Kasus: Mengubah Pengalaman Pribadi Menjadi Nilai Publik Bagaimana kita mengelola curhat pribadi agar memiliki nilai yang dapat d...