Mengelola Curhat Jadi Tulisan Memikat (Teknik Journaling Hingga Kerangka Tulisan SEO-Friendly)
Mengapa Curhat Pribadi Perlu Dikelola?
Disclaimer: Kiat-kiat ini cocok untuk pemula dan berfungsi sebagai pengingat bagi penulis berpengalaman. Perlu dicatat, tidak ada metode tunggal yang paling tepat dalam menulis; setiap penulis memiliki pendekatan dan referensi yang berbeda.
Menulis adalah cara ampuh untuk menangkap, merekam, menuangkan, dan berbagi pemikiran. Menulis berfungsi seperti vaksinasi pikiran: ia merekam dan merilis ide-ide kamu, memberikan daya tahan ingatan yang kuat pada konsep-konsep tersebut.
Ada pepatah: "Sejelek-jeleknya tulisan adalah sekuat-kuatnya ingatan."
Pada dasarnya, tulisan terbagi menjadi dua kategori utama:
- Kepentingan Pribadi: Tulisan untuk diri sendiri (curhat, buku harian, journaling).
- Kepentingan Publik: Tulisan untuk orang lain (berkomunikasi, berbagi informasi, atau menghibur).
Studi Kasus: Mengubah Pengalaman Pribadi Menjadi Nilai Publik
Bagaimana kita mengelola curhat pribadi agar memiliki nilai
yang dapat dibagikan? Pengalaman pribadi, sekecil atau sepribadi apa pun,
selalu dapat diubah menjadi informasi publik yang berharga.
Contoh Kasus 1: Cedera Akibat Lubang di Jalan
Jika kamu menuliskan pengalaman kecelakaan akibat lubang di jalan—termasuk detail biaya pengobatan—tulisan tersebut bukan lagi sekadar curhatan. Ia berubah menjadi pengetahuan berharga bagi pengguna jalan lain dan menjadi peringatan bagi pemangku kebijakan tentang pentingnya keamanan infrastruktur.
Contoh Kasus 2: Lubang di Halaman Rumah (Edukasi)
Bahkan masalah sesederhana lubang di halaman rumah kamu pun bisa menjadi perhatian umum, asalkan kamu menjelaskan fungsi dan solusi yang ditemukan. Misalnya, mengubah lubang itu menjadi tempat biopori atau produksi pupuk kompos, yang secara efektif mengedukasi pembaca tentang keberlanjutan lingkungan.
Empat Kunci Utama untuk Menghasilkan Tulisan yang "Renyah"
Kualitas tulisan sangat ditentukan oleh kebiasaan dan kepekaan yang diasah. Berikut adalah empat kunci fundamental yang harus dimiliki setiap penulis:
- Perbanyak Membaca (Eksposur & Referensi)
Paparkan diri kamu pada berbagai gaya, teknik, dan jenis tulisan. Semakin banyak membaca, semakin kaya "bahan baku" dan referensi penulisan kamu.
- Jadilah Pengamat yang Peka
Asah kepekaan, kejelian, dan sensitivitasmu. Perhatikan dunia di sekitar kamu dan tetap terbuka terhadap pengalaman, data, atau interaksi baru.
- Biarkan Imajinasi Berjalan Liar
Gunakan imajinasimu sebaik mungkin. Izinkan pikiranmu bebas menjelajahi ide-ide kreatif dan tak terduga yang menjadi sumber cerita unik.
- Langsung Menulis (Kunci Final)
Pada akhirnya, langkah terpenting adalah mulai menulis. Cara terbaik untuk belajar menulis adalah dengan menulis. Jangan takut membuat kesalahan; itu adalah bagian tak terpisahkan dari proses pembelajaran.
Metode Journaling: Kerangka Awal Mengelola Curhat
Journaling (menulis jurnal/buku harian) adalah jembatan
ideal untuk mengubah pemikiran acak menjadi kerangka tulisan yang layak terbit.
![]() |
| Transformasikan ide pribadi menjadi kerangka tulisan yang memikat dan renyah untuk konsumsi publik |
Saya sangat merekomendasikan metode journaling menggunakan kertas/tulisan tangan karena proses fisik ini sering kali membantu eksplorasi pikiran yang lebih mendalam.
Contohnya buku Meditations karya
Marcus Aurelius yang merupakan kumpulan catatan harian pribadinya.
Untuk mendapatkan materi curhatan yang kaya, kita bisa
menerapkan dua metode journaling dari Barton Goldsmith:
- Morning Pages (Mengeksplorasi Ide Mentah)
Gunakan Morning Pages untuk dumping ide. Tulis saja apa yang muncul di pikiran kamu, tanpa mengkhawatirkan tata bahasa, ejaan, atau apakah isinya masuk akal. Tujuannya adalah menuangkan semua yang mengganggu pikiran.
- Gratitude Journal (Menemukan Sudut Pandang Positif)
Gunakan Gratitude Journal untuk merenungkan aspek-aspek positif dalam hidup kamu. Metode ini membantu kamu menemukan sudut pandang yang lebih positif dan menarik yang dapat dikembangkan menjadi konten yang inspiratif.
Mengubah Journaling Menjadi Tulisan Publik
Setelah kamu memiliki bahan mentah dari journaling, kamu perlu mengemasnya ke dalam struktur yang mudah dicerna pembaca.
Setiap tulisan publik umumnya mengikuti tiga kerangka dasar:
1. Lead atau Hook (Wajah dan Daya Pikat)
Ini adalah kalimat atau paragraf pembuka yang harus menarik
perhatian pembaca. Lead harus memikat, menggelitik, dan relevan
dengan topik.
Analogi: Lead ibarat wajah atau teras rumah yang harus rapi dan menarik agar orang mau mampir.
2. Body atau Isi (Penyajian Argumen)
Ini adalah bagian utama tulisan tempat kamu menyajikan
argumen, informasi, atau narasi.
Syarat: Harus terorganisir dengan baik, menggunakan tata bahasa yang mudah dipahami, tidak berbelit, dan mudah diikuti dari satu poin ke poin berikutnya.
3. Kesimpulan (Dampak dan Ajakan Bertindak)
Ini adalah kalimat atau paragraf terakhir yang bertujuan
meninggalkan kesan atau pemikiran yang mendalam bagi pembaca.
Fungsi: Merangkum poin utama, membangkitkan emosi pembaca, dan diakhiri dengan Ajakan untuk Bertindak (Call to Action / CTA) yang mengajak pembaca berkomentar, berbagi, atau melakukan sesuatu.
Catatan: Tulisan ini merupakan hasil modifikasi dari
esai pribadi Mahéng yang sebelumnya telah tayang di Kompasiana.
Konten ini juga disusun ulang dari proses journaling pribadi Mahéng untuk menjadi materi pemantik diskusi dalam sesi berbagi bertajuk "Curhat Jadi Cuan dari Menulis: Kiat-Kiat Menulis dan Tips Mendapatkan Penghasilan dari Tulisan" yang diselenggarakan oleh KriyaNara Blogger pada Sabtu, 2 Desember 2023.

Komentar
Posting Komentar