Postingan

Cara Membuat Wikidata Entry untuk Penulis Indonesia: Panduan Lengkap dengan Contoh Praktis

Gambar
Wikidata: Pintu Masuk Gratis ke Google Knowledge Graph yang Lebih Mudah dari Wikipedia. Pernahkah kamu bertanya-tanya mengapa beberapa penulis Indonesia memiliki panel informasi di Google Search saat nama mereka dicari? Atau mengapa AI seperti Chat-GPT dan Gemini bisa langsung memberikan informasi spesifik tentang seorang penulis?  Jawabannya ada di Wikidata–sebuah "database tersembunyi" yang menjadi sumber data utama untuk Google Knowledge Graph dan sistem AI modern. Artikel ini akan memandu kamu membuat Wikidata entry agar nama kamu sebagai penulis berpotensi muncul di panel informasi google, lengkap dengan tangkapan layar dan tips optimasi. Apa Itu Wikidata dan Mengapa Lebih Mudah dari Wikipedia? Perbedaan Wikidata vs Wikipedia Wikipedia: Ensiklopedia untuk Manusia Format: Artikel naratif panjang dengan paragraf. Audience: Pembaca manusia. Kriteria: Ketenar...

Repotnya Berjualan di Pasar Kite Sungailiat: Filosofi Dagang 'Anti Ditawar' di Tengah Pandemi

Gambar
Aku berhenti melaju setelah melihat parkir motor berbaris rapi. Tulisan Pasar Kite Sungailiat Bangka masih diselimuti hawa dingin dan mengembun. Minggu 3 Mei 2020. Tepat hari ketiga aku belajar berjualan secara tradisional. Aku mulai mengelilingi setiap inci pasar dan harus berdesak-desakan dengan pedagang lain. Melangkah menembus hiruk-pikuk dan teriakan-teriakan penjual. “Anti bocor”.  “Tiga Sepuluh,” ujarnya tanpa henti. Sebuah pertanyaan ramah  terlontar membuatku menoleh.  “Dari Pangkal (Pangkalpinang) bang?,” tanyanya sambil berkenalan. Setiap pasang mata pembeli aku sapa sambil menawarkan daganganku: “Serbet ajaib, dicuci basah, dijemur kering.”  Paling tidak kalimat itu dapat menghibur diriku sendiri yang masih canggung dan (sedikit) gengsi. Kios ikan-ikan menjadi pelabuhan terakhirku untuk melepas lelah setelah mengelilingi pasar dalam keadaan berpuasa. Hiruk Pikuk Pasar Kite dan Dampak COVID-19 Pengunjung Pasar Kite tergolong ramah da...

Untuk Diriku Sendiri yang Terbangun Malam-Malam

Gambar
Aku terbangun di tengah malam. Bukan karena mimpi buruk, tapi karena pikiranku terlalu ramai.  Ada banyak hal yang berputar-putar. Tentang orang yang kusayang, tentang kehilangan, tentang waktu, tentang rasa yang kadang hangat, kadang menakutkan. Dalam gelap yang sunyi, aku mendengar detak jantung dan langkah pikiranku yang tidak mau diam. Mungkin beginilah bentuk perjalanan menuju dewasa: tidak selalu berupa kemajuan, adakala hanya duduk diam sambil menunggu hati reda. Di usia yang hampir menginjak kepala tiga ini, aku pikir perbaikan diri berarti menjadi lebih produktif, lebih tenang, lebih tahu arah.  Tapi belakangan aku belajar, self-improvement tidak selalu tampak seperti kenaikan grafik. Kadang, ia hadir dalam bentuk kejujuran paling sederhana seperti mengakui bahwa aku sedang takut. Aku takut kehilangan seseorang yang aku sayang. Tapi lebih dari itu, aku takut kehilangan diriku sendiri di tengah rasa itu. Ketakutan ini tidak datang tiba-tiba. Ia tumbuh dari pengalaman ...

Represi Pers Mahasiswa: Perjuangan PPMI dan Kebangkitan Suara USU

Gambar
PUKUL setengah empat pagi, Sabtu 30 Maret 2019.  Jalanan kota Medan masih becek sisa hujan, dan suasana terasa sunyi, seolah-olah seluruh kota masih mencoba menunda kenyataan.  Hanya saya yang terbangun dengan penuh harap dan sedikit rasa cemas. Pagi ini, saya harus terbang ke Jakarta, melanjutkan perjalanan ke Pangkalpinang, Bangka Belitung. Raut wajah Dinda, yang masih tertidur pulas di sekretariat, terlihat lelah. Di sisinya terbaring Mila, salah satu mahasiswa yang cukup vokal menyuarakan isu-isu pemberdayaan perempuan.  Mereka adalah para pejuang yang kehilangan rumah . "Pamit dulu, makasih udah dijemput," ucap saya melalui pesan singkat. "Heee, Mahengggg, belom foto. Kok gak kau banguni aku.... Ehhhh, kamprettt. Sumpah dongkol kali, aku sedih ni serius," balasan dengan logat Sumatera itu saya terima saat hampir menaiki pesawat. Logat kekecewaan yang kental itu menjadi penanda pahit: kami baru saja meninggalkan medan pertempuran. Rumah y...

Pantai Batu Bedaun Rajik: Menguak Mitos, Saike, dan Catatan Perjalanan di Bangka Selatan

Gambar
Jika kamu tengah mengunjungi Kabupaten Bangka Selatan dan menyukai sesuatu yang berkaitan dengan alam, maka Pantai Batu Bedaun Rajik harus masuk dalam daftar tempat yang harus dikunjungi. Pantai ini terletak di Jalan Laut Cina, Desa Rajik, Simpang Rimba, Kabupaten Bangka Selatan. Bertolak kurang lebih 75 kilometer dari pusat kota Pangkalpinang, dan bisa ditempuh selama dua jam perjalanan. Meskipun demikian, Pantai Batu Bedaun Rajik memiliki banyak keunikan, bahkan di tengah jalan berlubang yang akan kita temui. Keunikan Gugusan Batu Granit dan Mitos Akek Antak Salah satu keunikan yang mencolok adalah terdapat bongkahan batu mirip tudung (caping) dan batu mirip bantal guling.  Menurut mitos yang berkembang, tudung dan bantal tersebut milik Akek Antak. Kini, formasi batu ini menjadi salah satu spot point yang ramai untuk mengabadikan gambar. Akek Antak sendiri adalah ulama kesohor di Pulau Timah. Teungku Sayyid Deqy dalam bukunya Korpus Mapur dalam Islamisa...

Buku Filosofi Teras: Mengapa Filsafat Stoa Relevan untuk Krisis Kesehatan Mental Masa Kini?

Gambar
Dalam ulasan buku Filosofi Teras ini, saya akan membahas mengapa karya Henry Manampiring telah menjadi salah satu bacaan nonfiksi terlaris, menawarkan panduan praktis dari filsafat Yunani-Romawi Kuno, Stoisisme.  Popularitas buku ini tidak terlepas dari tingginya kebutuhan masyarakat akan mental tangguh di tengah krisis kesehatan mental yang melanda Indonesia.  Data Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS) tahun 2022 menunjukkan, setidaknya 15,5 juta remaja di tanah air mengalami gangguan kesehatan mental.  Angka ini memicu diskusi luas tentang mental health dan mental illness .  Kesehatan mental, yang diartikan sebagai kondisi sehat untuk mengendalikan emosi, berpikir, dan bertindak baik, ternyata bukanlah isu baru. Jauh sebelum era modern, pemikir seperti Abu Zaid al-Balkhi (abad ke-IX) dalam Kitab Kesehatan Mental telah menegaskan bahwa obat dari hampir seluruh penyakit mental bersumber dari pikiran manusia itu sendiri, sebuah konsep yang...

Refleksi Aktivisme: Dramaturgi Politik, Aksi Massa Tan Malaka, dan Perjalanan Jogja-Cilacap

Gambar
CUACA malam ini tidak terlalu mendukung untuk berlalu-lalang di luar rumah. Angka pasien Covid-19 masih tumbuh.  Sekilas cuaca di langit terlihat mendung dan dingin. Jalan di gang-gang sempit masih becek bekas hujan. Sabtu 10 Oktober 2020 kami meninggalkan kota Yogyakarta. Setelah bergantian membasuh badan, kami bergegas menaiki Elf Microbus yang sudah dibooking sejak siang. Saya sendiri lebih memilih posisi di kursi tengah, paling tidak di belakang sopir. Terlalu ke belakang bisa bahaya.  Saya akan mengeluarkan beberapa kantong cairan. Kami mulai beranjak sekitar pukul 02.15 dini hari. Dalam ingatan saya paling tidak ada sekitar 14 orang dalam Microbus itu. Karena tinggal serumah, kami rasa tidak perlu menjaga jarak. Toh di rumah juga satu meja makan. Dalam Microbus yang gelap tampaknya hanya saya yang susah tidur malam. Orang macam saya tidak bisa tidur secara 'normal' seperti manusia kebanyakan. Karena sejak menjadi jurnalis, saya 'dilatih' u...